Munajatku pada-Mu

Jalan yang rapuh kulalui dengan telanjang kaki
Banyak duri yang sengaja menanti,
hingga darah mengalir bagai dalam mimpi
Sakitnya perjalanan ini aku rasa dalam hati,
hingga tak tersisa rasanya dalam diri
Semua yang terjadi adalah cobaan Ilahi
Menguji makhluknya untuk bertahan dalam mimpi tiada arti..

Aku mulai mengetahui jalanku kini makin berduri
Banyak pula liku-liku yang aku temui
Ku rasa dalam diam aku bersandar pada batu nisan
Batu yang nantinya akan menjadi tanda jasadku  ditanam

Aku yakin sesuatu itu pasti terjadi,
tetapi tidak aku jadikan kunci untuk membuka pintu surgawi
Nisan itu sebagai patokan hidup dan matiku,
supaya tidak jauh dari Tuhanku
Karena dengan itulah aku dapat melalui kefanaan tanpa tujuan.

Aku ingin berserah diri pada Ilahi
Dengan menggantung harapan dalam pelukan Rahman Rahim-Nya,
karena itulah sebenar-benarnya sandaran manusia
Dengan tetesan harap aku menagis,menatap semua yang dibri
Aku tak mampu menghitung syukur pada-Mu Yaa Rabbi,
karena terlalu besar karunia yang Engkau beri.

Malam yang berganti bagai halaman buku yang terisi coretan pena  penuh makna
Dengan tinta berwarna doa aku mengadu pada-Nya
Dengan kata aku buktikan dalam dunia
Tulisan tegak bersambung menunjukkan hubunganku pada makhluk-Nya…

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses