Pembangunan Bak Kontrol Sebagai Upaya Pengelolaan Air di Dusun Tenggorong
Dusun Tenggorong merupakan dusun yang terletak di dataran paling atas dari wilayah Desa Gumantar. Posisi geografis dusun Tenggorong ini sangat menguntungkan bila dilihat dari jarak sumber mata air yang ada di lereng gunung Rinjani, karena berada di bagian atas dan relatif lebih dekat dari mata air dibandingkan dusun-dusun lain di desa Gumantar. Ada beberapa sumber mata air yang berada di atas dusun Tenggorong dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air wilayah desa Gumantar, sehingga saluran pipa air melewati dusun Tenggorong. Namun, posisi dusun Tenggorong yang strategis tersebut tidak menjamin pemenuhan kebutuhan air yang merata.
Tidak meratanya pembagian air di dusun Tenggorong bukan disebabkan oleh minimnya suplai air, melainkan kurangnya sarana pembagian air. Sarana pembagian air sebelumnya pernah dibuat oleh warga dusun Tenggorong, namun sarana tersebut rusak dan tidak bisa digunakan lagi akibat gempa. Debit air yang mengalir ke dusun Tenggorong berkisar antara 0,7 – 0,8 liter/detik, sehingga air yang mengalir menuju dusun Tenggorong dalam 1 hari mencapai 69000 liter. Air tersebut digunakan untuk mencukupi kebutuhan 400 – 500 orang.
Kurangnya sarana pembagian air mengakibatkan warga dusun tidak tertib dalam pengambilan air dari saluran pipa. Warga mengambil air dengan cara memutuskan sambungan pipa utama. Hal tersebut tentunya sangat mengganggu distribusi air ke wilayah dusun bagian bawah, karena semua air akan keluar di titik pemotongan. Di sepanjang saluran pipa dusun Tenggorong terdapat 6 titik sambungan pipa yang sering dicopot warga untuk mandi dan mengambil air.
Melihat kondisi pengelolaan air tersebut, KKN-PB UGM 2018 dan KAGAMA CARE menginisiasi untuk membuat saluran sadap di masing-masing titik sambungan pipa yang sering dilepas warga. Hal tersebut bertujuan agar warga tidak melepas sambungan pipa untuk mengalirkan air dan air dapat tetap mengalir hingga ke ujung saluran.
Pembangunan saluran sadap tersebut sifatnya hanya sementara, karena penyadapan pipa hanya mengalirkan air dari saluran pipa utama ke titik sadap dan tidak terbagi hingga ke rumah-rumah warga. Disamping itu, tidak adanya tampungan air mengakibatkan air akan melimpah dan terbuang bila tidak digunakan. Untuk pembangunan jangka panjang perlu adanya perencanaan pengelolaan air hingga ke rumah-rumah warga.
KKN-PB UGM 2018 dan KAGAMA CARE bersama Warga Tenggorong menindaklajuti pengelolaan air dengan membangun bak penampungan induk dan bak kontrol. Bak penampungan induk berfungsi sebagai bak penerima suplai air, dan bak kontrol berfungsi sebagai bak penampungan dan pembagian air dari bak induk ke rumah-rumah warga. Bak induk berada di bagian ujung atas dusun dan sanggup menampung air sebayak 5000 liter. Bak kontrol sejumlah 4 buah yang tersebar di sepanjang saluran pipa utama, bak kontrol ke-1 mampu menampung 1200 liter air, bak kontrol ke-2 berkapasitas tampung 2000 liter, bak kontrol ke-3 berkapasitas tampung 3100 liter, dan bak kontol ke-4 berkapasitas tampung 2000 liter.