Kembali

Rintik mentari menetes di jari,
meski langit yang pekat masih menyelimuti
Cakrawala jingga belum merajai ujung bumi,
namun berkasnya sudah menghujani hati,

Hatiku yang terbalut selimut mimpi,
perlahan menggeliat dari pekatnya sunyi
Jemariku sudah lama tak bernyanyi,
kini memaksa mengikuti nada burung pagi

Aku terbangun karena tak lagi bermimpi,
mimpiku terpecahkan pekik ayam pengusir sunyi
Ia pecahkan kisah-kisah yang kurangkai,
dan hianati naskah yang tertulis dalam mimpi

Lembar kertas kubiarkan tak lagi berseri,
kurelakan pena di jemariku mengotori
Goresan tinta yang selama ini tak berarti,
perlahan bisikkan syair-syair dari dalam hati

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses